Home » » Terminal Cinta Terakhir

Terminal Cinta Terakhir

Written By Unknown on Friday 3 October 2014 | 11:21:00 am

Terminal Cinta Terakhir
Sepanjang Rute Kelembutan

Dapatkah dibandingkan dengan segumpal duri yang mengganjal di lekuk hati? Ketika pintu rumah itu terhempas keras, maka berarti kenyerian di relung dada. Dan, Joki menelan ludahnya yang kemudian terasa getir. Helaan napasnya terasa tersendat. Dia mengawasi pintu tebal bercat coklat tua itu sesaat, lalu membalik badan, dan berjalan pelahan menjauhi rumah itu.

Inilah ganjaran buat keberanian. Inilah kenyataan yang dihadapkan oleh keterombang-ambingan sekian lama: selembar pintu yang nyaris menyenggol hidung, dan suara debumannya yang lebih keras dari suara seribu kanon.

Maka Joki berjalan terseok di bawah kerindangan pohon di sepanjang kiri-kanan jalan. Semakin jauh dia berjalan, semakin reda tusukan di dadanya. Cuma, berangsur lenyapnya nyeri itu, tidaklah menghilangkan kemelut di hatinya.

Terlalu berani aku agaknya. Aku tahu, dan aku menduga, akan menghadapi kenyataan pahit itu. Tetapi, tidakkah itu lebih baik? Bukankah lebih baik menelan empedu yang paling pahit, sekali reguk lalu lupakan segalanya?

Ah, lupakan segalanya? Bisakah aku melupakan seluruh kenyataan yang pernah kualami? Itu telah menjadi sejarah. Bukankah? Betapa tak berartinya pun diriku, kenyataan dalam hidupku adalah sejarah yang harus dikenang.

Pada usiaku yang kedua puluh empat, harus kucatat bahwa cinta telah membuat aku menjadi manusia kreatif menurut versiku, menjadi manusia paling berani menurut gayaku, dan menjadi manusia paling tak berharga menurut hatiku.

Download Novelnya Disini
Share this article :

No comments:

Post a Comment

Pasang iklan